Menjelang bulan puasa memang cocok banget buka restaurant yang berbau Timur Tengah alias ke Arab-Araban. Nah dua minggu menanti bulan puasa ini saya juga gencar berburu makanan khas Timur Tengah yang ada di Surabaya seperti Ijaq Qabul dan Halal Boss. Lalu ada yang baru banget hadir di Surabaya dengan masakan khas Palestina yaitu Emado’s Shawarma yang buka cabang di Surabaya langsung ada 3 gerai.
Emado’s Shawarma Cita Rasa Masakan Palestina
Jujur saja saya ngggak ada gambaran atau bayangan tentang masakan Palestina. Maklum belum pernah ke sana dan kayaknya nggak mungkin ke sana karena masih war-war-an. Namun saya membayangkan masakan Palestina pasti nggak jauh-jauh dari masakan Dubai ataupun Oman yang masih berkiblat ala Timur Tengah dan sentuhan India yang kadang mirip-mirip tipis.
Dari hasil browsing saya di youtube..Emado’s Shawarma ini pemiliknya asalnya dari Palestina lalu nikah sama orang India setelah itu tinggal di Indonesia. Pertama kali gerai Emado’s Shawarma buka di Kemang pada tahun 2018, lalu hingga tahun 2022 ini mengembangkan sayap hingga di Surabaya sampai ada 3 gerai. Total saat ini ada 40 gerai se Indonesia, dengan target sampai 100 gerai. Gilaaak!!!
Tiga Cabang Emado’s Shawarma di Surabaya
Tiga cabang ini ada di kawasan Ampel, Embong Malang dan G-walk. Saya sengaja tidak datang di kawasan Ampel karena jauh dari rumah, lalu mencoba yang ada di kawasan Embong Malang. Sayangnya yang dikawasan Embong Malang ini susah untuk parkir mobil, kayaknya memang harus untuk yang nanti motor…kecuali kalau mau parkir diseberang jalan lalu jalan kaki.
Meluncurlah saya ke kawasan barat yaitu G-walk dan berharap bakalan sepi karena jauh dari peradaban kawasan Surabaya. Sampai sana…jeng..jeng..jeng…parkiran mobilnya full. Masuk ke dalam Emado’s Shawarma juga antri banget. Untungnya ada dua lantai ya.. di lantai satu full pengunjung dan di lantai dua sepi.
Menu Emado’s Shawarma
Kalau dari namanya Emado’s Shawarma ini identik sama Shawarma atau kulit kebab khas Timur Tengah. Namun yang bikin penasaran tentu saja ayam panggang ovennya satu ekor seharga Rp. 39.000..
Saya memesan ayam ovennya satu ekor seharga Rp. 39.000 (45.000/include pajak 15%) yang terdiri dari 4 potong. Lalu pesan nasi mandhi Rp. 15.000 (inc pajak 17.250) dan butter rice Rp. 6.364 (sekitar Rp. 7.500 inc pajak) dan Kunafa Rp. 49.000 (inc pajak Rp. 56.350). Sedangkan rata-rata minuman yaitu 10 ribuan.
Kalau mau hemat dan bersama 4 orang, saya rasa lebih murah beli yang paket 1 ekor ayam mandi yang nasinya bisa untuk 4 orang seharga 99.000 (include pajak 115 ribu), nanti baru deh pesan lagi tambahannya ayam 1 ekor yang promo 39 ribu. Karena saya waktu itu cuma berdua dewasa dan satu anak kecil jadi pesan nasinya cuma dua porsi aja.
Menikmati Menu Emado’s Shawarma
Saya datang di saat Emado’s Shawarma baru buka di Surabaya. Waktu itu juga ramai-ramainya, jadi saya sabar banget nunggu hingga 40 menitan.
Ayam khas Palestina itu bernama Musakhan. Ciri khasnya yaitu ayam panggang di oven dengan bumbu bawang lalu ada taburan di atasnya seperti merica atau bubuk cabai.
Ayam panggang saya datang dengan bentuk yang montok-montok. Aroma bawangnya khas banget. Lalu disajikan dengan sambal bawang dan garlic mayonaise. Sayangnya karena saya nggak pesan paket maka untuk porsi nasi mandhi dan nasi butternya minimalis banget.
Cicipin ayam panggangnya dulu ya…. makannya pakai tangan supaya seperti orang Arab :). Kulit ayamnya kecoklatan dan crispy dengan warna hitam-hitam khas ayam panggang yang dioven. Aroma rempahnya memang tidak terlalu kuat namun bumbunya merasuk hingga ke dalam dagingnya.
Kalau dari asalnya..tentu saja sambal bawang ini menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia, di sana hanya menggunakan garlic mayo saja. Jadi saya makannya mencoba pakai ayam panggang saya cocolin pake sambal bawang lalu colek ke mayonya…eh nyambung juga kok rasanya. Tapi saya lebih suka pakai garliic mayo saja supaya arab banget rasanya 🙂
Menu ayam panggang, sambal dan mayonya memang mengandung bawang putih yang kuat. Sampai pulang ke rumah rasa bawangnya itu masih nempel banget di mulut 🙂 maklum yang ngikutin blog saya pasti faham kalau saya bagaikan keturunan vampir yang agak alergi dengan aroma bawang hahahahha… Tapi di emado’s shawarma ini saya rela bau bawang-bawang-an.
Lanjut di Nasi Mandhinya ya… Nasi Mandhi ini merupakan Nasih khas Timur Tengah yang menggunakan beras brasmanti lalu mengandung rempah, kapulaga, jinten dan semacamnya. Nah, di Emado’s Shawarma ini Nasi Mandhinya tidak mengandung rempah yang kuat karena sengaja disesuaikan sama lidah orang Indonesia yang nggak suka rempah yangg kuat. Pantes aja ketika saya makan aroma cengkeh ataupun Kapulaga sama sekali nggak strong.
Nasi Butter merupakan nasi putih dikasih butter gitu aja sih. Menu ini mungkin sengaja disediakan untuk orang yang nggak suka nasi khas Arab dengan aroma butter. Kalau saya sih ya mending beli Nasi Mandhi atau pake kentang, bisa juga rotinya :).
Selanjutnya saya nyipin Kunafa. Kunafa katanya wajib di pesan kalau ada di Emado’s Shawarma karena dessert penutup ini jarang ada di Indonesia. Ya tentu saja saya penasaran bagaimana rasa dan bentuknya. Ketika datang… dessert seharga 50 ribu ini bentuknya kecil dan minimalis. Diletakkan di loyang kecil dan berbentuk bulat
Gigitan pertama nyoba Kunafa saya membayangkan rasanya seperti “wingko”. Ternyatta rasanya bukan wingko… tapi sulit banget saya ekspektasikan dari bahan apa. Ada rasa gurih, manis dan asin. Kalau saya browsing ada yang nyebut dari bihun tapi saya rasa ini kelapa lalu dikasihh sirup, keju dan dipanggang. Pokoknya rasanya nano-nano bikin bingung, tapi tetap kok habis saya makan hahahahah….
Overall wajib banget ke Emado’s Shawarma kalau buka puasa nanti, atau yang nggak sabar wajib ke sana deh.
Emados Shawarma Surabaya
Jl Embong Malang No: 67A, Surabaya
Jl. Niaga Gapura 9 TL, Surabaya
Jl. Sukodono III, Kawasan Ampel Surabaya
Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.